Anda hanya perlu mengupayakan cara-cara yang mengacu kepada tingginya probabilitas responden anda berlaku jujur.
Cara-cara yang menjadikan probabilitas responden berlaku jujur menjadi rendah, beberapa di antaranya
- anda berikan ruang dan waktu yang terlalu longgar, sehingga oknum-oknum yang merasakan bahaya kepada dirinya sempat melakukan interpretasi, adaptasi, antisipasi. Semisal melakukan koordinasi bersama dan kompak dalam kesesatan atau melanggengkan kesesatan
- anda tidak melakukan interogasi yang benar-benar head to head serta menjaga kerahasiaan dari responden di ruangan kedap suara, menjadikan sebagian jenis orang jujur itu takut berlaku jujur atau menegakkan kebenaran
- anda berikan kuisioner yang jawabannya tidak relevan dengan kondisi sebenarnya, semisal ada pilihan: saya yakin, yakin, tidak yakin. Sementara jawaban sebenarnya: saya lupa, saya tidak memiliki pengetahuan terkait itu
Ada banyak hal sebenarnya yang menjadikan korupsi itu lestari. Semisal ‘2+2=5’. Atau penegak kebenarannya itu sendiri, tidak benar. Otoritas yang tingkatannya di atas penegak kebenaran itu sendiri yang tidak benar.
Maka jika demikian, yang perlu dirisaukan hanyalah terkait siapa anda?
Apakah anda termasuk penegak kebenaran? atau anda penegak kezaliman? karena tidak mungkin keduanya. Penegak kebenaran sekaligus penegak kezaliman, maka nilainya penegak kezaliman.
Karena,
Plus && minus == minus.
Minus && minus == minus.
Plus == plus && plus.
Jika Plus, maka probabilitasnya yakni QS. [99]:7; [101]:7.
Jika Minus, maka probabilitasnya yakni QS. [99]:8; [101]:9.
Maka berpikirlah beberapa ribu kali jika kalian diberi surat perintah menjadi pemimpin, digelarkan karpet merah, dibukakakan pintu, ke kursi kepemimpinan.
Takar diri anda, apakah anda termasuk orang yang “terlalu mudah sekali”, atau “cukup mudah” dibuat menjadi penegak kezaliman.
Sebab apapun jawabannya, kecil kemungkinan jawaban anda menjadi jawaban yang cukup aman untuk anda jawab jika telah menjadi pemimpin di tengah hegemoni buruk atau lingkaran setan.
Jika tak kuat maka ikut terbakar dan menyambung jaringan api, jika kuat maka punya perilaku seperti apa si air yang diam di kursi itu hingga mampu menjadi wasilah Tuhan dalam memadamkan luas dan panjangnya jaringan api?