Mungkin anda sampai kepada tulisan ini sebab isu terkait penyimpangan seksual yang terjadi pada suatu wadah pendidikan yang kental akan nilai-nilai agama atau islam.

Di mana santriwati mendapat perlakuan yang menyimpang dalam hal seksual.

Maka hasil diskusi kami yakni berkisar antara

Berdasarkan berita yang sering muncul terkait penyimpangan seksual kepada wanita maka identik dengan sarana inap wanita dalam praktiknya menuntut ilmu agama. Di mana seorang Ustadz berjenis kelamin laki-laki memiliki kondisi di mana tidak ada batas yang berarti terhadap akhwat.

Salahkah media inap? media inap hanyalah benda. Yang salah hanyalah protokol komunikasi antara Ustadz berjenis kelamin laki-laki dengan santriwati atau akhwatnya.

Tidak dapat dipungkiri salah satu fitnah (penyimpangan) terbesar untuk umat muhammad adalah harta dan fitnah (penyimpangan) bagi kaum laki-laki adalah wanita.

Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka jika kita berkaca pada yang dicontohkan pada masa kerasulan, belum kami temukan dasar atau contoh yang menunjang terkait Shahabiyat menginap/ di luar dari rumah orang tua atau walinya dalam menuntut ilmu agama.


Lantas dalam masa penuh fitnah ini, bagaimana agar bisa mengimbangi antara pendidikan namun juga menghindari larangan dalam agama?

Maka kembali lagi kepada batas kemampuan individu dalam memahami agama dan mengikuti kebenaran yang dipahaminya.

Bilamana memahami tafsir dari ayat berikut

وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْاُوْلٰى وَاَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَاٰتِيْنَ الزَّكٰوةَ وَاَطِعْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًاۚ – ٣٣

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

(QS. Al-Ahzab [33]: 33)

Maka yang terbaik adalah batas optimal dari individu atau keluarga itu mengikutinya.

Bilamana orang tua atau hegemoni cenderung agar anak wanita mendapat pendidikan dasar yang layak, namun ingin terhindar dari menjadi fitnah bagi laki-laki maka pendekatan yang tepat adalah mencari wadah pendidikan yang lebih menjaga wanita dari potensi-potensi perzinahan, semisal salah satu atau beberapa di antara hal berikut:


Terlepas dari konteks jenis kelamin, memang masa kini, adalah masa di mana siapapun, jika tidak ada keperluan yang berarti, sebaiknya di rumah saja dan meminimalisir celah-celah terhasilkannya dosa melalui panca indra.

Dan jangan khawatir terhadap apapun terkait purba sangka orang lain terhadap anda, bilamana fitnah itu sudah menjalar ke masjid maupun orang-orang yang ada di dalamnya, sehingga anda mengasingkan diri dari wadah yang mewadahi maupun kumpulan manusia-manusia pelaku fitnah. Sehingga terkesan anda orang yang tidak shalat. Ketahuilah bahwasanya Allah itu Maha Melihat. Dia lebih mengetahui apakah anda shalat atau tidak dan Dialah penguasa hari pembalasan. Bukan orang-orang fasik, bukan orang-orang munafik, bukan penguasa yang zalim, juga bukan orang-orang mukmin. Adapun orang-orang fasik, ada bagiannya sendiri pada hari pembalasan.

Apabila sudah di rumah, tidak mengumbar aurat, dan masih juga ada yang mencari-cari celah, atau menebar fitnah, maka kesalahan itu bukan dari sisi orang yang berdiam diri di rumah dan kesalahan bukan dari sisi orang yang mengasingkan diri dari fitnah-fitnah dunia.


Empat hal ini baik untuk anda jadikan pertimbangan dalam mencari wadah pendidikan anak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *