Resensi Bulughul Maram, Kitab al-Jami’, Bab Ancaman (Tarhib) Berakhlak Buruk.

Overview:

1. Kedengkian memakan kebajikan sebagaimana api melahap kayu bakar | Dhaif
2. Orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya di saat marah.
3. Kezaliman adalah kegelapan yang berlapis-lapis pada hari kiamat.
4. Kezaliman adalah kegelapan-kegelapan pada hari kiamat, kikir telah membinasakan umat-umat terdahulu.
5. Yang paling menakutkan yang dikhawatirkan Rasul menimpa umatnya adalah syirik kecil (riya’) | Shahih
6. Ciri munafik: (1) bila berkata, dusta; (2) bila berjanji, mengingkari; (3) bila dipercaya, berkhianat; (4) bila bermusuhan, berbuat keji.
7. Memaki seorang muslim adalah kefasikan, membunuhnya adalah kekufuran.
8. Prasangka merupakan pembicaraan paling dusta.
9. Pemimpin yang mati dalam keadaan menipu rakyatnya haram masuk surga.
10. pengurus perkara umat muhammad yang mempersulit urusannya, didoakan Rasul agar ia dipersulit.
11. Apabila memukul, maka hindari memukul wajah.
12. Jangan marah. Jangan marah. Jangan marah.
13. Menempatkan diri dalam rangka memperoleh harta Allah dengan cara yang tidak benar, maka mendapatkan neraka di hari kiamat.
14. Kezaliman kepada Allah: Haram. Kezaliman di antara makhluk: Haram. Jangan saling menzalimi.
15. Ghibah/ menggunjing: menyebut-nyebut saudara dengan sebutan yang dia benci. Jika gunjingan tidak benar, maka telah membuat kebohongan.
16. Saling mendengki: Dilarang. Saling melakukan najsy: Dilarang. Saling membenci: Dilarang. Saling membelakangi: Dilarang. Menjual atas penjualan sebagian yang lain: Dilarang. Menjadi hamba-hamba Allah yang bersaudara: Anjuran. Antar sesama muslim: Saudara seislam. Menzalimi saudara seislam: Dilarang. Mengabaikan saudara seislam: Dilarang. Menghina saudara seislam: Dilarang. Takwa itu perkara hati. Menghina saudara seislam: Puncak kejahatan. Keharaman kepada saudara seislam: (1) menumpahkan darahnya; (2) merampas hartanya; (3) mencela kehormatannya.
17. Berdoa agar dijauhkan dari kemungkaran akhlak, perbuatan, hawa nafsu, penyakit | Shahih
18. Menentang saudara seislam dalam ketakwaan: Dilarang. Mempermainkan saudara seislam: Dilarang. Ingkar janji kepada saudara seislam: Dilarang | Dhaif
19. Karakter yang tidak akan terkumpul pada seorang mukmin: (1) bakhil; (2) akhlak yang buruk | Dhaif
20. Dosa dari dua orang yang saling mencela ditanggung pihak yang memulai selama pihak yang terzalimi tidak melampaui batas.
21. Jika menimpakan kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah menimpakan kemudharatan terhadapnya merupakan sebuah keniscayaan. Jika menimpakan kesulitan terhadap seorang muslim, maka Allah menimpakan kesulitan terhadapnya merupakan sebuah keniscayaan | Hasan
22. Allah kepada orang yang perkataannya keji lagi kotor: Benci | Shahih Lighairi
23. Pencacat iman: mencela, mengutuk, berkata keji, berkata perkataan tercela | Shahih
24. Mencela orang mati: Dilarang.
25. Penghasut/ pengadu domba: Tidak akan masuk surga.
26. Jika menahan amarah, maka Allah tahan siksaan-Nya darinya merupakan keniscayaan | Shahih Lighairi
27. Penipu: Tidak akan masuk surga. Bakhil: Tidak akan masuk surga. Berlaku buruk terhadap budak pembantunya: Tidak akan masuk surga | Dhaif
28. Jika menguping pembicaraan suatu kaum sedangkan mereka membenci hal itu, maka disiramkan cairan timah ke dalam kedua telinganya pada hari kiamat merupakan keniscayaan.
29. Orang yang disibukkan muhasabah diri daripada tajassus: Beruntung | Dhaif Jiddan
30. Jika merasa besar (sombong), bersikap congkak dalam cara berjalannya, maka ia mendapati Allah dalam keadaan murka saat berjumpa dengannya, merupakan keniscayaan | Shahih
31. Tergesa-gesa itu dari setan | Hasan Lighairi
32. Pesimis adalah akhlak yang buruk | Dhaif
33. Pengutuk tidak akan menjadi para pemberi syafaat dan tidak pula para saksi di Hari Kiamat.
34. Seseorang tidak akan mati sampai dia melakukan celaan apa yang telah ia celakan kepada saudaranya seislam | Maudhu’
35. Pelawak dengan metode dusta: (1) celaka; (2) celaka | Hasan
36. Penghapus dosa ghibah: memohonkan ampunan untuk orang yang digunjing | Maudhu’
36. Allah kepada orang yang sangat memusuhi lagi menentang: Paling benci.

 


1. Kedengkian memakan kebajikan sebagaimana api melahap kayu bakar | Dhaif

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah kedengkian, karena sesungguhnya kedengkian itu memakan kebajikan sebagaimana api melahap kayu bakar”.

Dhaif: HR. Abu Dawud, IV/ 276

 


2. Orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya di saat marah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang kuat itu bukanlah orang yang dapat membanting (orang lain). Orang yang kuat itu adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya di saat marah.” (Muttafaq ‘alaih)

HR. Al-Bukhari, VIII/ 34; Muslim, IV/ 2014.

 


3. Kezaliman adalah kegelapan yang berlapis-lapis pada hari kiamat.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kezaliman itu adalah kegelapan-kegelapan (yang berlapis-lapis) pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)

HR. Al-Bukhari, III/ 169 (naqli tersebut lafaz al-Bukhari); Muslim, IV/ 1996.

 


4. Kezaliman adalah kegelapan-kegelapan pada hari kiamat, kikir telah membinasakan umat-umat terdahulu.

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah kezaliman, karena sesungguhnya kezaliman itu adalah kegelapan-kegelapan pada Hari Kiamat, dan jauhilah sifat kikir, karena sesungguhnya kikir itu telah membinasakan umat-umat sebelum kalian.”

HR. Muslim, IV/ 1996.

 


5. Yang paling menakutkan yang dikhawatirkan Rasul menimpa umatnya adalah syirik kecil (riya’) | Shahih

Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sesuatu yang paling menakutkan yang aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’.”

Shahih: HR. Ahmad, V/ 428.

 


6. Ciri munafik: (1) bila berkata, dusta; (2) bila berjanji, mengingkari; (3) bila dipercaya, berkhianat; (4) bila bermusuhan, berbuat keji.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Ciri orang munafik itu ada tiga: Apabila berkata, dia berdusta; apabila berjanji, dia mengingkari; dan apabila dipercaya, dia berkhianat.” (Muttafaq ‘alaih)

HR: Al-Bukhari I/ 15; Muslim, I/ 78.

Dalam riwayat keduanya (al-Bukhari dan Muslim) dari hadits Abdullah bin Amr, “Dan apabila bermusuhan, dia berbuat keji.”

HR: Al-Bukhari I/ 15; Muslim, I/ 78.

 


7. Memaki seorang muslim adalah kefasikan, membunuhnya adalah kekufuran.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Memaki seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran.” (Muttafaq ‘alaih)

HR. Al-Bukhari, I/ 19; Muslim, I/ 81.

 


8. Prasangka merupakan pembicaraan paling dusta.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu merupakan pembicaraan yang paling dusta.” (Muttafaq ‘alaih)

HR. Al-Bukhari, VII/ 24; Muslim, IV/ 1985.

 


9. Pemimpin yang mati dalam keadaan menipu rakyatnya haram masuk surga.

Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah seorang hamba yang diangkat oleh Allah sebagai pemimpin atas suatu rakyat (kelompok masyarakat), lalu dia mati pada hari kematiannya dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan pasti Allah mengharamkan surga baginya’.” (Muttafaq ‘alaih)

HR. Al-Bukhari, IX/ 80; Muslim, I/ 125, lafaz tersebut dari riwayat Muslim.

 


10. pengurus perkara umat muhammad yang mempersulit urusannya, didoakan Rasul agar ia dipersulit.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, barangsiapa yang mengurusi suatu perkara umatku, lalu dia mempersulit mereka, maka persulitlah dia.”

HR. Muslim, III/ 1458.

 


11. Apabila memukul, maka hindari memukul wajah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian memukul, maka hendaklah dia menghindari wajah.” (Muttafaq ‘alaih)

HR. Al-Bukhari, III/ 198; Muslim, IV/ 2016.

 


12. Jangan marah. Jangan marah. Jangan marah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Bahwasanya seorang lelaki berkata, ‘Wahai Rasulullah, berilah aku nasihat.’ Beliau bersabda, ‘Jangan marah.’ Lalu orang itu mengulanginya berkali-kali, dan beliau tetap bersabda, ‘Jangan marah’.”

HR. Al-Bukhari, VIII/ 35.

 


13. Menempatkan diri dalam rangka memperoleh harta Allah dengan cara yang tidak benar, maka mendapatkan neraka di hari kiamat.

Dari Khaulah al-Anshariyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ada beberapa orang yang menenggelamkan diri dalam rangka (memperoleh) harta Allah dengan cara yang tidak benar, maka mereka mendapatkan neraka di Hari Kiamat nanti.”

HR. Al-Bukhari, IV/ 104.

 


14. Kezaliman kepada Allah: Haram. Kezaliman di antara makhluk: Haram. Jangan saling menzalimi.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentang apa yang beliau riwayatkan dari Rabbnya, “Allah berfiman, ‘Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku telah menjadikannya diharamkan di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi’.”

HR. Muslim, IV/ 1994.

 


15. Ghibah/ menggunjing: menyebut-nyebut saudara dengan sebutan yang dia benci. Jika gunjingan tidak benar, maka telah membuat kebohongan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Apakah kalian telah mengetahui, apa ghibah itu? Mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Beliau bersabda, ‘Kamu menyebut-nyebut saudaramu dengan (sebutan) yang dia benci.’ Ditanyakan (kepada beliau), ‘Bagaimana menurut Anda, kalau pada saudaraku itu terdapat apa yang aku katakan?’ Beliau menjawab, ‘Jika pada dirinya terdapat apa yang kamu katakan, maka sungguh kamu telah mengghibah (menggunjingnya). Dan jika pada dirinya tidak terdapat apa yang kamu katakan, maka kamu telah membuat kebohongan terhadapnya’.”

HR. Muslim IV/ 2001.

 


16. Saling mendengki: Dilarang. Saling melakukan najsy: Dilarang. Saling membenci: Dilarang. Saling membelakangi: Dilarang. Menjual atas penjualan sebagian yang lain: Dilarang. Menjadi hamba-hamba Allah yang bersaudara: Anjuran. Antar sesama muslim: Saudara seislam. Menzalimi saudara seislam: Dilarang. Mengabaikan saudara seislam: Dilarang. Menghina saudara seislam: Dilarang. Takwa itu perkara hati. Menghina saudara seislam: Puncak kejahatan. Keharaman kepada saudara seislam: (1) menumpahkan darahnya; (2) merampas hartanya; (3) mencela kehormatannya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling melakukan najsy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi, dan janganlah sebagian kalian menjual atas penjualan sebagian yang lain; dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Orang Muslim itu adalah saudara orang Muslim lainnya; dia tidak boleh menzaliminya, dia tidak boleh mengabaikannya, dia tidak boleh menghinanya. Takwa itu di sini, -sambil menunjuk ke dadanya tiga kali-. Cukuplah seseorang itu (mencapai puncak) kejahatan kalau dia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap muslim terhadap Muslim lainnya itu haram; (menumpahkan) darahnya, (merampas) hartanya, dan (mencela) kehormatannya.”

HR. Muslim, IV/ 1986.

 


17. Berdoa agar dijauhkan dari kemungkaran akhlak, perbuatan, hawa nafsu, penyakit | Shahih

Dari Quthbah bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan, ‘Ya Allah, jauhkanlah diriku dari kemungkaran akhlak dan perbuatan, hawa nafsu, dan penyakit (yang membuat orang lain menghindar, seperti kusta dan lain-lain)’.”
Shahih: HR. At-Tirmidzi, V/ 575; al-Hakim, I/ 532.

 


18. Menentang saudara seislam dalam ketakwaan: Dilarang. Mempermainkan saudara seislam: Dilarang. Ingkar janji kepada saudara seislam: Dilarang | Dhaif

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kamu menentang saudaramu, jangan mempermainkannya, dan jangan pula menjanjikan kepadanya suatu janji, lalu kamu mengingkarinya.”
Dhaif: HR. At-Tirmidzi, IV/ 359.

 


19. Karakter yang tidak akan terkumpul pada seorang mukmin: (1) bakhil; (2) akhlak yang buruk | Dhaif

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua karakter yang tidak akan berkumpul pada seorang Mukmin, yaitu bakhil dan akhlak yang buruk.”
Dhaif: HR. At-Tirmidzi, IV/ 343.

 


20. Dosa dari dua orang yang saling mencela ditanggung pihak yang memulai selama pihak yang terzalimi tidak melampaui batas.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua orang saling mencela, apa yang mereka berdua katakan, maka dosanya ditanggung oleh pihak yang memulai selama pihak yang terzalimi (dari keduanya) tidak melampaui batas.”
HR. Muslim, IV/ 2000.

 


21. Jika menimpakan kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah menimpakan kemudharatan terhadapnya merupakan sebuah keniscayaan. Jika menimpakan kesulitan terhadap seorang muslim, maka Allah menimpakan kesulitan terhadapnya merupakan sebuah keniscayaan | Hasan

Dari Abu Shirmah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menimpakan kemudaratan terhadap seorang Muslim, niscaya Allah menimpakan kemudaratan terhadapnya. Dan barangsiapa yang menimpakan kesulitan terhadap seorang Muslim, niscaya Allah menimpakan kesulitan terhadapnya.”
Hasan: HR. Abu Dawud, III/ 315; at-Tirmidzi, IV/ 332.

 


22. Allah kepada orang yang perkataannya keji lagi kotor: Benci | Shahih Lighairi

Dari Abu ad-Darda radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah membenci orang yang perkataannya keji lagi kotor.”
Shahih Lighairihi: HR. At-Tirmidzi, IV/ 362.

 


23. Pencacat iman: mencela, mengutuk, berkata keji, berkata perkataan tercela | Shahih

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang Mukmin (yang sempurna) itu bukanlah pencela, bukan pengutuk, dan bukan pengucap ucapan keji, serta pengucap ucapan kotor.”
Shahih: HR. At-Tirmidzi, IV/ 350; al-Hakim, I/ 12.

 


24. Mencela orang mati: Dilarang.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mencela orang-orang yang telah mati, karena sesungguhnya mereka telah sampai kepada apa yang telah mereka lakukan.”
HR. Al-Bukhari, II/ 129.

 


25. Penghasut/ pengadu domba: Tidak akan masuk surga.

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga seorang pengadu domba (tukang fitnah).”
HR. Al-Bukhari, VIII/ 21; Muslim, I/ 101.

 


26. Jika menahan amarah, maka Allah tahan siksaan-Nya darinya merupakan keniscayaan | Shahih Lighairi

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menahan amarahnya, niscaya Allah menahan siksaan-Nya darinya.”
Shahih Lighairi: HR. Abu Ya’la, VII/ 302.

 


27. Penipu: Tidak akan masuk surga. Bakhil: Tidak akan masuk surga. Berlaku buruk terhadap budak pembantunya: Tidak akan masuk surga | Dhaif

Dari Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga seorang penipu, seorang yang bakhil, dan seorang yang berlaku buruk terhadap budak pembantunya.”
Dhaif: HR. At-Tirmidzi, IV/ 334, 343.

 


28. Jika menguping pembicaraan suatu kaum sedangkan mereka membenci hal itu, maka disiramkan cairan timah ke dalam kedua telinganya pada hari kiamat merupakan keniscayaan.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menguping pembicaraan suatu kaum, sedangkan mereka membenci hal itu, niscaya akan disiramkan cairan timah ke dalam kedua telinganya pada Hari Kiamat -yakni ar-Rashash (timah panas)-.”
HR. Al-Bukhari, IX/ 54.

 


29. Orang yang disibukkan muhasabah diri daripada tajassus: Beruntung | Dhaif Jiddan

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beruntunglah bagi orang yang disibukkan oleh aibnya sendiri dari aib-aib orang lain.”
Dhaif Jiddan: HR. Al-Bazzar, II/ 455

 


30. Jika merasa besar (sombong), bersikap congkak dalam cara berjalannya, maka ia mendapati Allah dalam keadaan murka saat berjumpa dengannya, merupakan keniscayaan | Shahih

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa merasa besar (sombong) di dalam dirinya, dan bersikap congkak di dalam cara berjalannya, niscaya dia akan menjumpai Allah dalam keadaan Dia murka terhadapnya.”
Shahih: Al-Hakim, I/ 60

 


31. Tergesa-gesa itu dari setan | Hasan Lighairi

Dari Sahal bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tergesa-gesa itu dari setan.”
Hasan Lighairi: HR. At-Tirmidzi, IV/ 367.

 


32. Pesimis adalah akhlak yang buruk | Dhaif

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pesimis adalah akhlak yang buruk.”
Dhaif: HR. Ahmad, VI/ 85.

 


33. Pengutuk tidak akan menjadi para pemberi syafaat dan tidak pula para saksi di Hari Kiamat.

Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shalalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya para pengutuk itu tidak akan menjadi para pemberi syafaat dan tidak pula para saksi di Hari Kiamat.”
HR. Muslim IV/ 2006.

 


34. Seseorang tidak akan mati sampai dia melakukan celaan apa yang telah ia celakan kepada saudaranya seislam | Maudhu’

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mencela saudaranya dengan sebab suatu dosa, maka dia tidak akan mati sehingga dia melakukannya.”
Maudhu’: At-Tirmidzi, IV/ 661.

 


35. Pelawak dengan metode dusta: (1) celaka; (2) celaka | Hasan

Dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah bagi orang yang bertutur kata lalu berdusta agar dengan (dusta)nya dia bisa membuat tertawa suatu kaum, celakalah baginya, kemudian celakalah baginya.”
Hasan: HR. Abu Dawud, IV/ 297; an-Nasa’i, VI/ 329; at-Tirmidzi, IV/ 557.

 


36. Penghapus dosa ghibah: memohonkan ampunan untuk orang yang digunjing | Maudhu’

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Penghapus (dosa ghibah) bagi orang yang telah kamu gunjingkan adalah kamu memohonkan ampun untuknya.”
Maudhu’: HR. Al-Harits bin Abi Usamah, II/ 974.

 


36. Allah kepada orang yang sangat memusuhi lagi menentang: Paling benci.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang sangat memusuhi lagi menentang.”
HR. Muslim, IV/ 2054.

 


— oOo —

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *