Untuk dapat memahaminya, kita coba dalam beberapa ilustrasi.
Bagi yang tidak mengerti sama sekali terkait bid’ah dapat simak artikel berikut
Ilustrasi 1
Ada tiga orang tukang parkir.
Tukang parkir pertama, yakni tukang parkir yang tiba-tiba menaruh diri pada suatu tempat berbelanja. Tidak pernah berjumpa, berkomunikasi, menjalin kerja sama, bermusyawarah, izin, dengan yang punya tempat perbelanjaan. Lalu tiba-tiba ia menjaga parkiran. Lalu memungut bayaran. Tidak ada bagi hasil dengan pemilik tempat perbelanjaan. Tidak juga mendapat gaji. Wal hasil, perlahan toko semakin sepi. Sebab banyak pelanggan hanya berbelanja tidak sampai 1 sen, tapi ongkos parkirnya sendiri mencapai 2 hingga 5 sen.
Tukang parkir kedua pada tempat perbelanjaan yang lain. Ia menjalin kerja sama dengan pemilik tempat perbelanjaan. Akadnya yakni kerja sama, bagi hasil. Kemudian, setiap kali mendapat upah parkir, maka ia menyerahkan 25% dari hasil pendapatannya. Dan bukti yang akuntabel untuk digunakan bersama-sama yakni karcis. Berapa karcirs yang tidak ada, maka itu yang dihitung ke dalam perhitungan.
Tukang parkir ketiga pada tempat perbelanjaan yang lain dari keduanya. Ia direkrut sebagai karyawan. Juga menggunakan karcis. Namun ia tidak memungut bayaran. Melainkan digaji. Sehingga strategi parkir gratis oleh pemilik tempat perbelanjaan dapat dilaksanakan. Untuk menarik minat pengunjung datang ke tempat perbelanjaan.
Dari tiga ilustrasi di atas, maka didapatkan semua tukang parkir adalah perkara baru. Namun perkara baru dalam hal duniawi, muamalah. Adapun perkara baru dalam hal duniawi dapat dikatakan sebagai inovasi. Sedangkan kemajuan dalam perkara dunia dapat dengan jalan inovasi.
Namun ternyata dalam praktiknya tidak semua inovasi duniawi itu benar dan baik. Ada inovasi yang malah bersifat seperti simbiosis parasitisme. Merugian satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain.
Bila kita amati pada tukang parkir yang pertama, ia menjadi merugikan pihak pemilik tempat perbelanjaan, sebab ia tidak ada menjalin kerja sama, tidak ada menawarkan diri untuk direkrut, tidak ada izin dari yang punya tempat perbelanjaan, ditambah lagi menjadikan pengunjung tempat perbelanjaan sepi, disebabkan tarif yang memberatkan pelanggan dan menjadikan pelanggan mencari tempat lain yang tidak ada tukang parkirnya.
Di sana tidak ada akad. Tidak ada kerelaan dari kedua belah pihak. Dan tukang parkir berbuat secara sewenang-wenang terkait keputusan jasa juru parkir di tanah yang bukan menjadi hak miliknya, bukan juga tempat perbelanjaan yang ia kontraki. Ia tidak mengantongi izin, tidak pula mengtungi surat perintah dari pemilik tanah. Ilegal.
Apa faidah dari simbiosis tersebut? Parasitisme. ‘Hama’. Tidak ada faidahnya. Tidak ada berkahnya.
Itulah bid’ah. Seperti preman yang mamksa menyediakan jasa keamanan lalu memalak atau mengambil hak baik moril maupun materil dari orang yang menjadi targetnya, secara ilegal. Tidak ada akad yang terang antara kedua belah pihak.
Dalam hal amal saleh, maka bid’ah itu sendiri semacam memalak Tuhan untuk memberikan ia pahala atas apa yang ia ada-adakan sementara Tuhan sendiri tidak pernah mensyariatkan apa yang ia ada-adakan.
Maka bid’ah itu dapat lebih berbahaya dari kejahatan itu sendiri, bukan karena bid’ah itu terkesan jahat, melainkan karena bid’ah itu menjadikan pelakunya menyimpang dalam keadaan pelakunya merasa bahwa apa yang ia lakukan tersebut, di atas dasar kebaikan. Maka bid’ah itu sendiri menjadikan pelakunya berkesinambungan dalam penyimpangan yang ia ada-adakan, dalam keadaan pelakunya merasa telah berbuat sebaik-baiknya.
Ilustrasi 2
Terkadang ada bid’ah-bid’ah yang dapat terjadi ke dalam ranah skenario syubhat yang hebat dan kompleks. Adapun rumusnya yakni tidak keluar dari hal-hal berikut
- Maksud dan tujuan yang baik
- Mencampur baurkan kebenaran dengan kebatilan
- Menyamarkan kebatilan dan menonjolkan kebaikan
- Menutupi kebenaran dari yang berhak mendapatkannya
Ilustrasinya dapat berupa sebagai berikut.
Ada raja-raja dunia. Ada anak muda. Raja-raja dunia merupakan pemimpin atas hal-hal duniawi yang Tuhan kuasakan kepada mereka. Maka raja-raja dunia ini mendapati suatu informasi yang mengacu kepada seorang anak muda. Anak muda yang sedikit banyaknya mengingatkan kepada teladan yang terbaik yang pernah ada.
Dahulu, ada raja dunia sungguhan. Yang terbaik yang pernah ada. Terbaik dari segala lini berkenaan dengan ketuhanan, kepemimpinan, kesahajaan, akhlak, adab, peribadatan, dan muamalah. Ia tinggal di rumah berukuran sekitar 3x5x2,5 dengan teras sekitar 3×5 meter. Berdinding tanah liat. Tidur beralaskan tembikar. Beratapkan pelepah kurma. Jauh dari kesan raja dunia.
Maka raja-raja dunia kontemporer tersebut sadar diri. Dan bermaksud menjadikan anak muda tadi sebagai raja dunia bayangan. Maka mereka raja-raja dunia itu menempatkan diri sebagai ‘alas kaki’ atau serdadu dari anak muda itu. Apapun urusan yang diurus anak muda itu, mereka bermaksud mempermudahnya. Bahkan sebagian dari raja-raja dunia itu tidak merasa berat masuk ke dalam otoritas terlarang hanya untuk memperbaiki sesuatu yang menurut mereka perlu untuk dibenahi.
Berbuat baik secara sembunyi-sembunyi. Tanpa sepengetahuan, tanpa komunikasi, tanpa diskusi, tanpa musyawarah dengan yang bersangkutan (anak muda tadi).
Wal hasil yang terjadi malah huru-hara yang besar. Anak buah dari raja-raja dunia tadi mengeluhkan tentang si anak muda. Sebagian dari mereka mengimpikan kematian si anak muda. Sebab ke manapun anak muda pergi, mereka harus kawal. Apapun urusan anak muda, mereka mudahkan yang bisa mereka mudahkan. Intinya repot.
Maka raja-raja dunia pun kadang-kadang juga berpikir demikian. Mengapa tidak dimatikan saja itu anak muda, lalu ditangani apa yang menjadi visi-misinya. Ditangani apa-apa tugasnya.
Sampai akhirnya raja-raja dunia tadi mendapati bahwa menurut mereka, untuk mencapai visi-misinya, anak muda tersebut seharusnya tidak berada di tempatnya saat ini. Dan kembali ke desanya. Desa “Lumba-lumba Tawar yang Hilang Sebab Pencemaran Air”.
Lantas raja-raja dunia tadi bersatu dan bersekutu dalam membuat makar-makar kecil. Untuk meyakinkan anak muda tadi bahwa ia ada di tempat yang salah.
Namun yang terjadi, yang mereka dapatkan adalah hisab yang berat. Sebab anak muda tak kunjung pulang.
Anak muda tersebut, tidak benar-benar ingin pulang sebab merasa banyak masalah-masalah yang ia rasa perlu untuk diselesaikan.
Masalah-masalah tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah akibat program-program “tidak betah” dan “tempat yang salah” yang dilancarkan oleh raja-raja dunia tadi.
Maka raja-raja dunia tadi merasa deadlock. Karena mendapati bahwa solusi dari kepulangan anak muda tadi adalah pengakuan terkait makar-makar yang mereka lancarkan.
Bingunglah raja-raja dunia. Di satu sisi batin mereka berkata “kenapa tidak mati saja itu anak muda supaya selesai masalahnya”. Di satu sisi berkata “Mau ditaruh di mana mukaku kalau harus mengakui kesalahan-kesalahan di hadapan bocah yang tidak kaya, tidak juga berkuasa, tidak juga berbenda apa-apa”. Maka yang dipertaruhkan dari raja-raja dunia itu sendiri adalah akhiratnya.
Di satu sisi mereka memiliki segala yang memperkuat kesombongan mereka dari pengakuan. Di satu sisi solusi mereka adalah melengkapi satu syarat tobat yang ke empat, yang terakhir. Syarat tobat secara horizontal. Makhluk kepada makhluk.
Maka teras rumah anak muda, adalah tempat yang cukup menakutkan bagi raja-raja dunia tersebut. Terutama pada pukul 17:00 hingga 19:00 UTF+8. Pada hari senin, selasa, rabu, dan kamis.
Karena pada tempat dan waktu itulah anak muda mengumumkan ketersediaannya untuk menerima tamu. Dengan kondisi yang biasanya tidak terlalu rapi, tidak terlalu bersih, lagi tidak wangi.
— mimpi
Lalu datanglah kepada anak muda tadi seorang seniman (orang yang mengerti seni kehidupan), bernama ahlus sunnah.
Ia mengerti yang sebenarnya dikhawatirkan raja-raja dunia terhadap anak muda tadi berkenaan isu keamanan hanya ilusi. Karena merekalah yang paling berdaya dalam menegakkan kejahatan.
Lantas sesampainya kepada anak muda. Ia memberikan satu kereta yang dapat diterima (harus tidak mewah, namun cukup untuk menghilangkan kegundahan raja-raja dunia saat anak muda sedang bepergian).
Juga ia memberikan satu kunci dari satu candi. Candi yang tersusun banyak dalam satu kawasan. Yang ia bangun dalam beberapa masa. Yang letaknya satu kawasan pada masing-masing tempat para buruh bekerja. Candi “Aglomerasi”.
Serta pak seniman membekali anak muda alat-alat dan ilmu alat pelacak yang menjadikan anak muda tadi mampu menemukan alat-alat yang berdayakan api yang digunakan raja-raja dunia dalam mengintai, mengawasi dan membuntuti anak muda.
Maka masalahpun hilang. Karena raja dunia sebenarnya telah menempatkan segala perkara pada tempatnya (berlaku adil).
— mimpi
Tapi itu cuma mimpi raja-raja dunia. Kini raja-raja duniapun harus kembali ke dunia nyata.
Dan pilihan yang mereka punya adalah menuntaskan di dunia atau terus membebani diri hingga datang hari pengadilan di mana tangan dan kaki dapat berbicara dan menjadi saksi atas segala perbuatan manusia, serta segala sesuatu diadili seadil-adilnya.
قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ – ١٨
Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami rajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”
قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ – ١٩
Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”
(QS. Yasin [36]: 18-19)
Beberapa kunci untuk terhindar dari bid’ah yang dikemas dalam syubhat yang dahsyat yakni jangan membuat inovasi dari sesuatu yang sudah ada tuntunannya, misal
- Anda bermaksud menginginkan orang lain melakukan hal yang sesuai dengan keinginan anda, maka tuntunannya adalah datang bertamu ke rumah orang yang anda maksud, pada tempat dan waktu yang disediakan, musyawarah atau diskusi dengan yang bersangkutan. Bukan melakukan makar-makar yang membebani hidup dan hisab anda. Bukan bertamu melalui tetangga. Bukan masuk ke dalam otoritas terlarang untuk mengetahui orang yang akan anda datangi sedam dalam kondisi layak atau tidak. Bukan juga melakukan kode-kode di jalanan yang menimbulkan tanda tanya.
- Anda ingin mengakhiri dosa anda kepada makhluk. Maka yang ada tuntunannya adalah melakukan tiga syarat tobat yang pertama. Menegakkan keadilan atas kezaliman yang telah anda lakukan, contoh konkritnya, anda datang bertamu ke orang yang anda zalimi. Anda akui kesalahan anda. Anda sesali kesalahan anda. Anda tanya apakah sudah dimaafkan. Dimaafkan atau tidak, adakah kafarat yang harus anda penuhi secara syariat Islam. Jika solusi atas penegakkan keadilan itu adalah pemenggalan kepala anda, pemotongan tangan anda, dibutakannya mata anda, sedangkan hukum di negara anda tidak menerapkan itu, maka datangi perwakilan rakyat anda, lakukan permintaan regulasi. Beritahukan regulasi yang ada, tidak relevan dengan hukum Tuhan. Anda minta dipenggal, minta dipotong tangan, minta dibutakan, minta dihukum mati, tidak ada regulasinya. Tidak disediakan jalan tobatnya oleh pemerintah.