Ada rakyat dan ada keperluan terkait kepemimpinan rakyat.
Logika sederhananya, keperluan kepemimpinan dipenuhi oleh orang yang terbenar dan terbaik di antara rakyat-rakyat tersebut, lalu baiklah segalanya. Lalu negeri menjadi aman dan sentosa selamanya serta diliputi oleh keadilan dan kemakmuran. Titik dan tidak pakai koma.
Namun faktanya, tidak sesederhana itu. Banyak hal yang memungkinkan untuk kerusakan. Baik itu kerusakan kepemimpinan. Kerusakan hegemoni rakyat. Kerusakan pasca menjabat, dan lain sebagainya. Apakah kata kunci yang mengacu kepada semua kerusakan itu? Kata kunci itu adalah:
—o0 K O N S T I T U S I 0o—
Konstitusi yakni (1) segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan (undang-undang dasar dan lain sebagainya); (2) undang-undang dasar suatu negara.
Dengan demikian, siapa yang menggenggam perencanaan dan pengesahan pedoman dasar sumber konstitusi (semisal undang-undang dasar suatu negara), maka ia termasuk aktor yang berpengaruh terkait masa depan kenegaraan.
Ibarat master program. Master program itu mungkin hanya satu file dengan ukuran yang cukup besar. Namun sebatang master program itu, cukup satu kali install, maka segala yang terjadi setelahnya sangat bergantung pada apa yang menjadi perilaku bawaan program. Yang mana itu semua tergantung dari developer/ programmer/ vendor program.
Ringkas cerita, berikut ini beberapa hal terkait konstitusi yang dapat memicu kerusakan terkait kepemimpinan maupun apapun yang terjadi setelah kebijakan dari kepemimpinan. Sekurang-kurangnya sebagai berikut.
- Mekanisme naik menjadi pemimpin dengan syarat harus bermodal besar. Jika menjadi pemimpin itu harus bermodal uang, maka tidak mengherankan jika keesokan harinya kepentingan negara atau rakyat menjadi komoditas agar supaya balik modal atau bisa ‘terima kasih’ kepada yang memperjuangkan. Karena modal itu lumrahnya untuk berdagang, bukan memimpin. Walaupun jadi orang baik-baik, jika mekanismenya demikian, maka ‘jual-beli negara atau rakyat’ itu menjadi suatu probabilitas baru.
- Mekanisme naik menjadi pemimpin dengan syarat harus menjadi anggota partai politik. Satu orang jiwanya putih. Masuk ke partai yang keahlian utama anggotanya adalah dua wajah. Lantas orang yang lurus tadi diangkat ke posisi calon pemimpin. Dengan diangkatnya menjadi pemimpin, maka baiklah citra partai, dan semakin muluslah kepentingan-kepentingan partai. Pertanyaannya adalah, mungkinkah calon pemimpin yang berubah status menjadi pemimpin, dapat dengan mudah menolak apa-apa request dari partai yang sudah membesarkannya? Apalagi jika ada syarat dan ketentuan yang telah disepakati bersama partai jika telah menjadi pemimpin. Itu belum termasuk risiko teror-teror oleh oknum partai atau oknum yang memiliki kepentingan yang terkait dengan ‘pesanan’ kepada pemimpin. Opsi harus masuk partai, baru aman kalau konstitusi dapat menjamin, setiap anggota partai adalah mutlak (1) jujur terpercaya; (2) amanah; (3) banyak mengingat dan menjiwai hari akhir; (4) menegakkan kebenaran;
- Mekanisme menjadi pemimpin dengan tidak ada jalan menjadi pemimpin. Ini berkenaan dengan presidential threshhold. Misal ada 100 orang terbaik untuk menjadi pemimpin, yang mana urutan satu yang terbaik dan 100 yang paling belakang di antara sekian juta penduduk. Namun yang masuk ke dalam ambang batas untuk dipilih adalah penduduk dengan urutan ke sekian ratus ribu jika disortir berdasarkan terbaik untuk menjadi pemimpin. Lantas bagaimana pemimpin dapat diisi oleh orang yang terbaik untuk memimpin dengan skema tersebut? Presidential thershold yang sempit baru relevan jika yang naik ke ambang batas tersebut adalah peringkat-peringkat teratas.
- Demokrasi. Misal ada 10 orang. 1 orang dengan pengetahuan yang komperhensif dan 9 orang dengan pengetahuan yang keliru. 10 orang voting dan hasilnya ijma’ bahwa seorang wanita cantik itu wajahnya bak rembulan. Namun antara 1 dan 9 orang tadi berselisih terkait keterangan akhirnya. Yang berpengetahuan tadi berpendapat bahwa wajah wanita cantik seperti rembulan yang berlubang sedangkan yang sembilan berpendapat bahwa wajah wanita cantik bak rembulan yang bersinar. Mana pendapat yang paling rajih? Maka pendapat yang sembilan tidak bisa dijadikan sandaran mutlak, karena yang mengerti hakikat memiliki pandangan dan dasar yang lebih komperhensif lagi mendalam dan mendetail. Itulah demokrasi. Jika orientasinya demokrasi, maka yang diambil adalah pendapat yang terbanyak. Bukan pendapat yang terbaik.
Pencegahan hal-hal negatif berkenaan dengan konstitusi.
- Sebelum kepemimpinan, maka kuncinya adalah arsitekstur konstitusi itu sendiri, yang mengkondisikan siapapun yang menjadi pemimpin, akan baik. Maka aktor kuncinya adalah perencana dan pengesah arsitektur konstitusi. Kriteria dari perencana dan pengesah konstitusi itu yang sebaiknya ketat dan disesuaikan dengan kriteria yang benar. Maka kriteria yang benar itu adalah dari Yang Maha Benar. Tidak pakai koma.
[1] https://kbbi.web.id/konstitusi 21 Mei 2022 pukul 17:40 UTF+8.